Guru, harus Kreatif!

Guru merupakan kunci utama keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Pasalnya, ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Ia bisa tampil sebagai figur yang menarik sehingga mampu menebarkan virus atau motivasi berprestasi. Atau sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar itu, seorang guru juga tidak menutup kemungkinan tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola bagi anak didik di kelas.

Bahkan, dia juga bisa membuat pembelajaran yang mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar, mengabaikan aspek afektif, seperti halnya yang dimaksud oleh Paulo Freire dalam pembelajaran model banking concept of education atau learning to have-nya Erick Fromm.

Oleh karenanya, untuk melindungi kepentingan siswa, dan juga untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan, guru memang harus profesional. Guru memang sudah saatnya untuk profesional, efektif dan kreatif, di kelasnya masing-masing ketika ia harus melakukan proses belajar.

Seorang guru yang harus berdiri di depan siswa hampir setiap hari, memberi motivasi di kelas, mengajarkan ilmu dan pengalaman empiris, membimbing sekaligus menjadi pemandu bakat, tentu membutuhkan penampilan yang fresh, smart, dan optimistis. Tanpa penampilan tersebut, guru tidak akan menarik dan membius siswa. Akibatnya, bisa jadi siswa justru akan kehilangan semangat belajarnya.

Guru yang jadul, kurang wawasan alias tidak gaul, dan apalagi killer, merupakan tipologi guru yang tidak lagi tepat di zaman ini. Guru yang demikian hanya akan membuat siswa cepat bosan. Guru yang jadul menunjukkan guru yang tidak berkembang, kuno, dan konservatif. Tipe guru jadul adalah guru yang seringkali menyuruh sekretaris siswa untuk mencatat di papan tulis, padahal materi sudah tersaji di berbagai sumber pelajaran, seperti LKS, buku, ataupun internet.

Sedangkan guru yang kurang wawasan adalah guru yang pasif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tipe guru ini adalah tipe guru malas untuk meng-update dan meng-upgrade kemampuannya. Dia merasa bahwa dia sudah cukup dengan ilmu yang dimilikinya untuk mengajar siswanya. Sementara guru killer adalah guru yang mengajar dengan style penampilan yang didesain seram, dan yang diutamakan adalah kedisiplinan yang kaku dan pemberian hukuman,

Ya, tipologi guru di zaman ini sudah selayaknya berubah. Yang dibutuhkan saat ini adalah guru yang demokratis, terbuka, humanis, dan kreatif. Guru yang ideal saat ini adalah guru yang mampu mengajar siswanya secara menyenangkan, menjadi teladan, dan bukannya pengkhotbah yang miskin contoh.

Nah, bagi Anda yang ingin menjadi guru kreatif, buku “Cara Kreatifku Mengajar” dari Penerbit Erlangga wajib Anda miliki. Dari buku ini Anda bisa belajar banyak hal termasuk tentang cara atau langkah-langkah untuk bisa menjadi guru yang kreatif.

Buku ini bisa Anda dapatkan di toko-toko buku terdekat, atau kunjungi www.bukuerlangga.com untuk melakukan pemesanan online.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *