Menjadi SuperMom? Bisa!

Pergelutan peran antara ibu rumah tangga dan wanita karir terasa seperti lingkaran setan. Masalah kedua peran ini saling bertautan erat tanpa tahu harus mulai dari mana untuk memperbaikinya. Meski banyak keuntungan yang bisa diraih, ternyata menjalani peran ganda sebagai ibu dan karyawati dalam waktu bersamaan tidak semudah yang dikira. Peran sebagai ibu rumah tangga seringkali memengaruhi kinerja di kantor, begitu pula sebaliknya.

Ya, sepertinya memang dibutuhkan sebuah ilmu super untuk menjadi seorang SuperMom. Seorang ibu yang tetap mampu mengurus rumah tangga sekaligus tetap bisa mengembangkan diri di ruang publik. Bagaimana caranya? Simak ulasannya berikut ini.

Jadikan Suami sebagai Partner

Dalam biduk rumah tangga tentu dibutuhkan kerjasama yang baik antara seorang suami dan istri. Ibarat kaki kanan dan kiri yang bekerja sama untuk saling memudahkan langkah ke depan. Hilangkan anggapan-anggapan diskriminatif, seperti “perempuan yang paling tahu urusan dapur”, atau ” laki-laki tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah”, dan anggapan lainnya.

Komunikan dengan baik bersama pasangan terkait hal-hal teknis dalam mengurus rumah. Libatkan suami sebagai partner. Jika suami belum pernah melakukannya, maka seorang istri berkewajiban untuk terlebih dulu memberi arahan dan pengajaran tentang hal-hal teknis tersebut.

Realistis untuk Mencari Bantuan

Menjadi ibu SuperMom bukan berarti menjadi seorang ibu dengan kekuatan super yang mampu mengerjakan segala hal sendiri. Ada suati waktu di mana kita tetap harus meminta bantuan pihak lain. Seperti tugas untuk mengantar si kecil sekolah setiap pagi, apalagi jika kantor tujuan tidak searah dengan sekolaj anak.  Pada saat seperti ini, ibu wajib untuk meminta bantuan pihak lain. Bisa pembantu atau pengasuh di rumah, atau menggunakan jasa antar-jemput khusus dari sekolah.

Luangkan waktu Quality Time bersama Suami

Meski sibuk bekerja dan mengurus anak, jangan sampai suami terlupakan. Banyak riset tentang perceraian atau bahkan perselingkuhan yang awalnya disebabkan oleh “perasaan ditinggalkan”.

Me Time juga Perlu

Waktu untuk diri sendiri adalah hal yang sering dilupakan oleh ibu bekerja. Saking sibuknya membelah diri antara menjadi ibu rumah tangga dan wanita karir, para ibu pekerja seringkali mengesampingkan beberapa hal yanh sebenarnya penting bagi keseimbangan mentalnya. Sesekali, luangkanlah waktu untuk bersenang-bersenang, menikmati hobi, jalan-jalan, atau yang lainnya.

Jangan Pernah Merasa Bersalah

Sadari bahwa keputusan untuk bekerja adalah pilihan yang diputuskan sendiri. Dan bila suatu saat terjadi sesuatu, jangan pernah sesali keputusan yang pernah dibuat. Itu hanya akan membuat ibu terperosok ke dalam kondisi emosi negatif. Pikirkan bahwa setiap keputusan memang selalu memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Berbesar hatilah untuk selaku menghadapi tantangannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *