Bingung Cara Mengajari Anak Usia Dini? Ini Dia Cara yang Tepat!

anak usia dini

Usia dini adalah usia saat anak belum memasuki suatu lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar (SD). Biasanya mereka tetap tinggal di rumah atau mengikuti kegiatan dalam bentuk berbagai lembaga pendidikan pra-sekolah. Seperti kelompok bermain (KB/Playgroup), taman kanak-kanak (TK), atau taman penitipan anak.

Pendidikan anak usia dini ini, sejatinya merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.  Pemberian rangsangan pendidikan semacam ini, sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Bahkan, banyak pakar pendidikan anak yang menyatakan bahwa tahap ini merupakan tahap gemilang pertumbuhan dan perkembangan anak (golden age). Karenanya, baik orang tua maupun guru, harus memahami bagaimana cara mengajar yang relevan dan sesuai dengan gaya belajar serta kebutuhan anak.

Kenali Gaya Belajar Anak

Setiap anak memiliki cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Kenali tipe dominan cara belajar anak melalui pengamatan terhadap apa yang mereka senangi atau dari tingkah laku mereka.  Misalnya, dengan cara memerhatikan reaksinya ketika Anda sedang membacakan cerita atau dongeng sebelum tidur. Perhatikan bagian mana yang lebih menjadi fokusnya. Apakah dia memperhatikan gambar yang ada di buku atau justru lebih suka memperhatikan nada suara Anda saat bercerita. Atau, anak akan menyentuh gambar-gambar yang ada di buku, melompat ke pangkuan Anda, dan menirukan gaya dari karakter yang Anda ceritakan.

Ketiga reaksi tersebut akan menunjukkan tipe belajar yang dominan dalam diri anak. Apakah tipe visual (anak mudah menerima pelajaran dengan cara melihat), audia (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), atau kinestetik (cara belajar yang membutuhkan unsur gerak fisik).

Rasa aman dan Bebas secara Psikologis, Itu Penting!

Tidak berlebihan rasanya jika kita menyebut dunia anak adalah dunia bermain. Karena nyatanya bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan spontan, sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis pada anak. Begitu pula dalam suasana bermain aktif, anak akan memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna memenuhi rasa ingin tahunya. Anak bebas untuk mengekpresikan gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif, dan lain sebagainya. Maka, dalam hal ini bermain juga memungkinkan anak untuk mengembangkan perasaan bebas secara psikologis.

Rasa aman dan bebas secara psikologis merupakan kondisi yang penting bagi tumbuhnya kreativitas. Rasa itu bisa dirasakan anak ketika mereka bisa diterima apa adanya, dihargai keunikannya, dan tidak terlalu cepat dievaluasi. Begitu pula anak yang diberi kebebasan untuk mengekspresikan gagasan-gagasan barunya, baik yang menggunakan alat bermain atau tidak. Sekali anak merasa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan unik, ia akan melakukan kembali pada situasi yang lain. Dan, aktivitas bermain yang demikian inilah, erat kaitannya dengan upaya pengembangan kreativitas anak.

Berbagai bentuk bermain yang dapat membantu mengembangkan kreativitas, antara lain seperti mendongeng, menggambar, bermain alat musik sederhana, permainan dengan balok, olahraga, dan lain sebagainya.

Beragam ide aktivitas bermain dan belajar yang cocok untuk anak bisa Anda peroleh secara lengkap di “Buku 100 Ide Guru PAUD: Membimbing Anak Siap Sekolah” dari Erlangga For Kids. Buku ini akan menjelaskan lebih banyak dan lebih detail tentang bagaimana cara mengajari anak usia dini. Buku ini bisa Anda dapatkan di toko-toko buku terdekat, atau melalui www.bukuerlangga.com untuk melakukan pemesanan online.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *