Bullying dan Faktor Pendukungnya

Salah satu kasus penindasan yang sempat menarik banyak perhatian masyarakat Indonesia adalah kasus bullying yang sempat terjadi pada tahun 2017 lalu di Universitas Gunadarma. Kasus ini terungkap setelah sebuah video yang menayangkan aksi penindasan oleh beberapa mahasiswa terhadap seorang mahasiswa lainnya yang beredar pada 16 Juli 2017 lalu. Selain kasus tersebut, masih banyak kasus-kasus penindasan lainnya yang sempat terjadi di Indonesia. Tercatat sebanyak 77 kasus penindasan terjadi di Indonesia per tanggal 3 Mei 2018, di antaranya sebanyak 36 kasus mengenai anak korban kekerasan dan bullying, dan 41 kasus mengenai anak pelaku kekerasan dan bullying.

Bullying atau dalam bahasa Indonesia berarti penindasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk mengintimidasi orang lain baik secara emosional, fisik, atau melalui cyber atau dunia maya. Perilaku ini berdampak besar pada korban sehingga korban akan merasa sakit secara fisik maupun emosional. Dampak yang paling vatal akibat bullying dapat mengakibatkan korban akan melakukan bunuh diri jika penindasaan yang diterimanya terlalu berat dan korban tidak dapat menahannya lagi. Tidak hanya berdampak pada korban, melainkan pelaku juga dapat merasakan dampaknya. Pelaku dapat merasa bersalah atas tindakannya namun demikian, pelaku juga bisa saja akan merasa terbiasa melakukan penindasan dilingkungannya.

Penindasan yang terjadi dapat berasal dari berbagai pihak. Era globalisasi yang semakin cepat dan berkembang menjadi salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya bullying, contohnya seperti video game. Video game saat ini sudah dapat diunduh secara gratis pada gadget yang dimiliki anak. Beberapa video game seperti video game yang bertemakan perang atau action secara tidak langsung dapat mencontohkan tindak penindasan dan kekerasan. Selain video game, acara televisi juga dapat memicu terjadinya penindasan. Masih banyak beberapa stasiun televise yang menayangkan acara televisi yang kurang mendidik seperti tayangan sinetron. Tayangan ini pun juga seharusnya disesuaikan dengan khalayak yang dituju. Jika khalayak yang dituju adalah anak-anak, maka tema yang diusung pada tayangan sinetron seharusnya lebih edukatif dan tidak semata-mata hanya hiburan semata bagi anak-anak. Selain dari dua faktor tersebut, faktor utama yang dapat memicu terjadinya bullying pada anak adalah orang tua. Mengapa demikian? Karena orang tua merupakan ‘guru’ pertama yang memberikan pendidikan pada anak sehingga didikan orang tua sangat berandil besar dalam tindakan bullying yang dilakukan oleh anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *