The Last Barongsay
The Last Barongsai merupakan sebuah film drama yang diadaptasi dari novel terbitan Esensi, imprint Penerbit Erlangga, yang berjudul sama karya Pere Sumbada. Film ini disutradarai oleh Ario Rubbik dengan naskah cerita ditulis oleh Titien Wattimena.
Film The Last Barongsai berputar pada kehidupan Aghuan seorang pemuda keturunan Tionghoa. Pada satu titik dalam hidupnya ia menghadapi dilema antara melanjutkan pendidikan ke Singapura atau mencoba untuk mempertahankan tradisi barongsai dan membawanya ke level yang lebih tinggi.
Yang menarik dari film ini adalah pilihan untuk mengangkat tema keragaman Indonesia di tengah kegelisahan kita akan semakin menipisnya rasa hormat-menghormati antar suku bangsa dan umat beragama yang berbeda. Film ini juga membawa kita mengenal budaya kaum Tionghoa Benteng yang hidup di daerah Tangerang.
Film The Last Barongsai berupaya mengkritisi pupusnya nilai-nilai budaya lokal yang tergerus oleh paparan budaya pop. Di luar itu, melalui film ini, kita dapat melihat bahwa dalam upaya mempertahankan budaya lokal seringkali para pelakunya harus menghadapi pertentangan antara generasi tua dan generasi muda yang akan menjadi penerus mereka. Satu yang luar biasa dari film ini adalah aspek sinematografinya yang mampu membawa penonton ke sudut-sudut pecinan di tepi sungai Cisadane.
Film The Last Barongsai memulai proses syuting pada bulan Mei 2016 dan akan tayang di bioskop pada 26 Januari tahun 2017 mendatang. Adapun para pemain yang membintangi film ini diantaranya adalah Rano Karno, Dion Wiyoko, Tio Pakusadewo, Suti Karno, dan Azis Gagap. Meski tak muncul di banyak scene, kehadiran Azis dan Suti mampu mencuri perhatian penonton dan memberikan bumbu komedi di film ini. Bagaimana dengan Rano dan Tio? Seperti halnya keju, rasanya semakin tua semakin tajam akting yang mereka tampilkan. (FS)