Mengajarkan Aturan pada Anak Hiperaktif
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan kondisi disfungsi otak karena neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi dalam otak) tidak bekerja dengan baik. Disfungsi otak ini sering menimbulkan kesulitan signifikan dalam keseluruhan hidup, termasuk di sekolah. Mitos berlebihan dan informasi yang salah telah mengaburkan pentingnya kebutuhan pendidikan khusus bagi anak-anak ADHD.
ADHD sering dilihat sebagai sumber berbagai permasalahan di dalam kelas, seperti tingkah laku disruptif, konsentrasi yang buruk, dan prestasi akademik yang rendah. Berdasarkan penelitian beberapa tahun terakhir, ADHD bukanlah pembenaran atas tingkah laku seorang anak, melainkan penjelasan atas tingkah laku tersebut. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan akomodasi yang tepat untuk membantu anak ADHD mencapai potensinya, terlepas dari IQ anak tersebut.
Setiap sekolah tentunya mempunyai aturan. Khusus bagi anak ADHD, usahakan untuk membuat sedikit mungkin aturan di dalam kelas. Selain itu, pastikan bahwa aturan tersebut terlihat dan anak mengetahui konsekuensi dari mematuhi atau melanggarnya. Aturan yang dibuat sebaiknya ditulis dalam kata-kata yang jelas, singkat, dan positif, misalnya. Bersikap baiklah kepada orang lain dan dengarkan baik-baik saat guru sedang berbicara.
Ada kemungkinan anak ADHD kesulitan untuk mengingat aturan dan prosedur di dalam kelas. Anda harus secara cepat dan konsisten menegakkan aturan karena penundaan konsekuensi akan membuat mereka semakin lupa. Ciptakan aturan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan bisa mencapai apa yang diharapkan dari mereka. Dengan demikian, anak ADHD dapat diminta untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Pastikan bahwa Anda tidak memberikan konsekuensi yang terlalu ekstrim karena dapat menyebabkan anak berhenti mencoba untuk bersikap baik.
Ajari anak untuk memahami bahwa ia memiliki pilihan untuk mendapat penghargaan atau hukuman. Penghargaan sebaiknya diberikan untuk setiap progres yang telah dicapai anak. Penghargaan dengan sikap, komentar, dan senyuman positif lebih efektif daripada hukuman. Pastikan untuk mengganti kata-kata penguat sesering mungkin karena anak ADHD cenderung untuk cepat bosan. Persiapkan juga konsekuensi seketika yang signifikan untuk mendorong dan memotivasi anak sekaligus memberikan sanksi. Jika anak gagal, janganlah ragu untuk memberinya kesempatan kedua. (RD)
Sumber: Kewley, Geoff dan Pauline Latham. 100 Ide Membimbing Anak ADHD. Esensi