Pengajaran Ekspresi bagi Anak Autis

Murid yang teridentifikasi memiliki autisme layak untuk ditempatkan di sekolah khusus. Akhir-akhir ini, beberapa sekolah konvensional mencoba merengkuh murid dengan kebutuhan khusus, termasuk autisme. Autisme merupakan ketidakmampuan seumur hidup yang mempengaruhi cara seseorang berhubungan dengan dunia.

Murid autis memandang dunia dengan cara yang sangat berbeda dari persepsi kita maka sangat penting bagi guru untuk mengenali karakter dan kebutuhan masing-masing murid.

Salah satu hal yang sulit dipahami oleh murid autis adalah membaca ekspresi wajah. Sebagian besar dari kita dapat memahami pesan melalui ekspresi mata, mulut, atau gerak kepala. Namun tidak demikian halnya bagi murid autis. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu murid autis membaca ekspresi yaitu melalui permainan. Buatlah ekspresi tertentu, misalnya tersenyum. Mintalah murid meniru lalu menebak arti ekspresi tersebut. Cara lain yang dapat Anda gunakan yaitu dengan menggunakan guntingan gambar wajah dari majalah atau cuplikan dari drama di televisi yang menggambarkan emosi tingkat tinggi. Ketika suatu emosi telah diketahui, tanyalah kepada murid apa alasan mereka menjawab demikian.

Ekspresi lain yang perlu dipahami adalah mata. Masyarakat sering berasumsi bahwa murid autis tidak melakukan kontak mata. Hal ini  tidak sepenuhnya benar. Beberapa anak autis memang menghindari kontak mata, khususnya dengan orang asing. Bagi mereka, melihat wajah seseorang seraya mendengarkannya memberikan sensoris yang berlebihan dan mengurangi kemampuan mereka untuk memahami perkataan orang tersebut. Cobalah untuk meminta murid autis untuk melihat Anda ketika Anda berbicara. Mereka akan menatap Anda, mengunci pandangan pada satu titik fokus, dan menjadi kebingungan.

Sebagai guru, tentunya merupakan kewajiban kita untuk membantu mereka. Berikan mereka motivasi untuk melakukan kontak mata sebagai respons ketika disapa. Akan tetapi, Anda perlu mengingat bahwa melakukan kontak mata akan mengurangi kemampuan murid melakukan rangsangan lain, seperti merespons perkataan Anda. Anda dapat mengatasinya dengan membuat aturan tentang berapa lama sebaiknya kita mempertahankan kontak mata sebelum berkedip atau mengalihkan pandangan. Secara bergiliran, mintalah setiap murid untuk berlatih. Terakhir, jangan lupa untuk memberi pujian ketika murid sudah berhasil melakukannya. (RD)

Sumber: Brower, Francine. 100 Ide Membimbing Anak Autis. Esensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *