Awas, Baby Walker Ancam Keselamatan Si Kecil
Menggunakan baby walker sebagai sarana belajar berjalan si kecil ternyata merupakan pilihan yang salah. Sebab, kini alat itu dirasa sudah tak lagi relevan dan tidak membantu perkembangan bayi. Sebaliknya, bisa membahayakan keselamatannya.
Di Amerika misalnya, penggunaan baby walker telah mengakibatkan terjadinya 14.000 kasus kecelakan pada bayi, bahkan antara tahun 1973-1998 sudah 34 anak meninggal karena kecelakaan semacam itu. Ini yang menyebabkan American Academy of Pediatrics melarang penggunaan alat ini sebagai sarana untuk belajar berjalan.
Hal senada pun diungkapkan dokter anak ternama I Gusti Ayu Nyoman Partiwi atau akrab disapa dr. Tiwi. Menurutnya penggunaan baby walker hanya menstimulasi sebagian serabut motorik otot, yaitu otot-otot betis. Ini menyebabkan anak lebih lambat berjalan, karena yang diperlukan untuk berjalan tidak hanya otot betis, melainkan paha, dan pinggul. Selain itu secara psikologis baby walker juga membuat anak merasa lebih nyaman duduk, tanpa harus bersusah payah menjejakkan kaki untuk belajar berjalan.
Dr. Tiwi pun menyarankan orang tua untuk menggunakan cara manual dengan membantu anak berjalan sambil memegang kedua tangannya. Cara ini lebih efektif karena selain lebih aman, orang tua pun dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan si kecil.
Selain menuntunnya berjalan, kita pun dapat mengajak si kecil aktif melatih otot dengan berenang, misalnya. Dengan begini semua ototnya bisa bergerak dan tahapan berjalannya pun akan lebih baik. (CF)
Sumber: Anak Sehat: 100 Solusi dr. Tiwi, Penerbit Erlangga, 2011