Mengenal Batik Indonesia

mengenal-batik-indonesia

Di Pulau Jawa, perkembangan batik secara signifikan terjadi setelah Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Akibat perang, banyak keluarga Kerajaan Mataram yang mengungsi ke luar daerah. Kebanyakan mengungsi ke arah timur (daerah Mojokerto, Surabaya, Gresik, dan Madura) dan ke arah barat (daerah Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon, dan Pekalongan). Di daerah-daerah baru ini, mereka kembali mengembangkan batik, sehingga muncullah motif-motif khas dan unik.

Tahukah Anda berapa banyak jenis batik yang ada di Indonesia? Yuk, kita kenal lebih jauh beberapa jenis batik Indonesia.

  1. Batik Yogya dan Solo
    Kemunculan batik ini diawali dari Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang membagi wilayah Mataram menjadi dua. Semua pusaka dan benda keraton pun dibagi dua di antara kedua wilayah ini, termasuk busana. Kedua wilayah pun merancang dan menentukan tata busana baru, termasuk seni batik, yang cukup berbeda.Keraton Solo menyukai keanggunan dan kelembutan, dan hal ini terlihat dari pilihan warna-warna lembut dan tidak mencolok pada seni batik mereka. Sementara itu, keraton Yogya yang menyukai hal-hal ekspresif banyak menggunakan warna cemerlang dan kontras. Pilihan estetika ini juga memengaruhi penggunaan perada (aksen keemasan) pada dua jenis batik tersebut. Pada batik Solo, perada diterapkan pada garis luar motif, sehingga menimbulkan kesan mewah. Pada batik Yogya, perada dibubuhkan pada seluruh motif.Sentra batik di kedua kota ini masih ada hingga hari ini. Di Solo, kita bisa mengunjungi pusat batik di Kampung Laweyan dan Pasar Klewer. Di Yogyakarta, pusat batiknya terletak di daerah Tamansari dan Pasar Beringharjo.
  2. Batik Cirebon
    Desain batik Cirebon memiliki kekhasan tersendiri, karena merupakan perpaduan antara elemen Hindu, Tiongkok, dan Islam. Batik Cirebon banyak menggunakan warna biru yang diambil dari gaya Tiongkok, misalnya untuk motif megamendung mereka yang terkenal. Warna biru pada batik Cirebon melambangkan warna langit, persahabatan, ketenangan, serta melambangkan pembawa hujan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan.Dalam perkembangannya, motif megamendung dikombinasikan dengan motif hewan, bunga, dll. Selain itu, warna motif megamendung yang tadinya hanya biru dan merah kini juga berkembang menjadi kuning, hijau, oranye, cokelat, ungu, dll. Hal ini dapat kita amati di sentra batik Cirebon yang terkenal, yakni di Desa Trusmi.
  3. Batik Pekalongan
    Batik Pekalongan adalah salah satu batik asal Pulau Jawa yang berkembang dengan baik, selain batik Solo dan Yogya. Hal ini terjadi karena Pekalongan adalah kota pelabuhan, dan masyarakatnnya merupakan perpaduan berbagai bangsa dan suku, seperti Jawa, Belanda, Tiongkok, Arab, India, Melayu, dan Jepang. Perpaduan seni dan budaya antarbangsa ini pun memengaruhi ciri khas batik Pekalongan.Batik Pekalongan biasanya cerah dan memiliki motif yang beragam. Contohnya, batik encim mendapat pengaruh Tiongkok, batik jlamprang dipengaruhi Arab dan India, batik buketan dipengaruhi Belanda, dan batik hokokai mendapat pengaruh Jepang.
  4. Batik Madura
    Kekhasan batik Madura terletak pada warnanya yang mencolok, dengan dominasi warna merah, kuning, dan hijau. Batik Madura menggunakan pewarna yang sebagian besar berbahan alami, seperti kulit mundu, kayu jirek, dan kayu jambal, sehingga batik Madura memiliki warna yang tahan lama.Kekayaan motif juga menjadi kekhasan batik Madura. Selain motif flora dan fauna, tak jarang juga ditemukan motif senjata, kapal, rumput laut, kipas, dan belah ketupat. Salah satu ciri khas lainnya yang cukup unik pada batik Madura adalah ‘retakan’ yang dibentuk pecahan lilin pada proses pewarnaan. Retakan tersebut membuat batik Madura tampak makin indah.
  5. Batik Jambi
    Seperti halnya batik Jawa Tengah, batik Jambi pun dulunya hanya dikenakan oleh kalangan terbatas, seperti kerabat kerajaan atau kaum bangsawan Melayu Jambi. Motif yang diterapkan pun bersifat eksklusif, hanya dibatasi untuk digunakan di lingkungan istana saja. Ketika Kesultanan Jambi berakhir, produksi batik Jambi pun menurun drastis. Namun, pada masa penjajahan Belanda, berita tentang batik Jambi menjadi marak kembali setelah muncul artikel-artikel yang ditulis seorang penulis Belanda mengenai keindahan seni batik Jambi. Akhirnya, batik Jambi pun bertahan hingga sekarang.Batik Jambi memiliki warna dan motif yang unik dan eksotis. Sebagian besar pewarna kain batik Jambi diambil dari bahan alami dari hutan setempat. Batik Jambi juga kaya motif. Motif yang khas adalah Candi Muara Jambi, kacapiring, pucung rebung, angso duo bersayap mahkota, bulan sabit, mangga, awan berarak, dan sebagainya. Warna cerah pada batik Jambi menyimbolkan keceriaan dan keriangan masyarakat Jambi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *