Jalan-Jalan ke Kota Tua Jakarta
Kawasan Kota Tua merupakan kota bernuansa Eropa yang dibangun di atas puing-puing Kota Jayakarta. Pada Abad ke-17, Jayakarta resmi berganti nama menjadi Batavia. Perusahaan dagang asal Belanda bernama VOC merancang rupa kota dengan berbagai sarana, seperti balai kota, kompleks pergudangan, jembatan, benteng, tembok kota, dan permukiman bersabuk kanal.
Sungai Ciliwung atau Kali Besar membelah Kota Batavia menjadi dua bagian. Di bagian timur Kali Besar, terdapat Balai Kota Batavia yang kini beralih fungsi menjadi Museum Sejarah Jakarta. Gedung balai kota berlantai dua ini memiliki arsitektur yang unik. Pada bagian tengah bangunan, menjulang menara besar yang memberi kesan megah. Pemerintah VOC menugaskan seorang arsitek bernama W.J. van de Velde untuk merancang balai kota ini. Selain sebagai balai kota, gedung ini juga digunakan sebagai kantor Dewan Pemerintahan Kota dan sekaligus markas pusat pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Seperti umumnya di Eropa, balai kota dilengkapi dengan lapangan bernama Stadhuisplein yang kini dinamakan Taman Fatahillah.
Sementara itu, di tepi barat Kali Besar pada abad ke-18 merupakan kawasan pusat perdagangan dan hunian elit Batavia. Di sini, deretan gedung-gedung berarsitektur khas Eropa dibuat bertingkat dua atau tiga yang saling berhimpitan. Beberapa bangunan Era VOC yang masih bisa dilihat di kawasan ini adalah Toko Merah dan Gedung Singa. Desain kedua bangunan ini tampak sama. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan bangunan Eropa dan dengan atap tropis ciri khas bangunan Nusantara. Eksterior gedung dirancang dengan jendela dan pintu berukuran besar dan tinggi.
Jaringan jalan di dalam Kota Batavia ditata paralel di tepi kiri-kanan kanal yang serba lurus dan lebar, serta saling berpotongan satu sama lain. Pola perencanaan wilayah seperti ini dianggap sebagai suatu penataan kota yang sudah maju, karena dirancang lebih efisien dalam pengelolaan lingkungan. Selain jalan utama, beberapa jalan kecil di dalam kota dibangun di tepi kanal yang jumlahnya cukup banyak di Kota Batavia. Perencanaan wilayah Kota Batavia yang ditata secara teratur dapat memudahkan arus lalu lintas bergerak lebih efisein dan efektif. Di samping itu, dari segi keamanan dan lingkungan, kota menjadi mudah dibersihkan dan diawasi dari unsur-unsur yang mengganggu keamanan.
Perencanaan wilayah Batavia yang berdesain khas kota-kota di Belanda ini, didukung pula oleh penempatan tata ruang kota sesuai tujuan dan fungsinya. Gedung Balai Kota Batavia berada pada sebuah poros menuju Pelabuhan Sunda Kelapa di pesisir Laut Jawa. Jalan utama Kota Batavia yang menghubungkan balai kota dengan pelabuhan, dahulu bernama Prinsenstraat (kini Jl. Cengkeh dan Jl. Tongkol). Pergantian para penguasa di Batavia ikut merubah perkembangan sosial dan rupa kota. Berbagai bangunan indah yang menghiasi kawasan ini memiliki nilai sejarah yang berbeda pada setiap masanya. (Rian Irawan)
Sumber Foto: Pixels.com