Mengurangi Kebiasaan Anak Menonton Televisi

Saat ini televisi merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak. Bahkan sebagian anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi dibandingkan aktivitas lainnya. Namun jika kita perhatikan, banyak tayangan televisi yang tidak cocok untuk ditonton anak, seperti tayangan berita kriminal, sinetron dewasa, kekerasan dalam film kartun, hingga variety show dengan humor yang kasar. Tayangan-tayangan ini menjadi menu anak sehari-hari. Anak-anak yang merupakan peniru ulung tentu akan mencontoh apa yang mereka lihat di televisi. Tak heran bila anak kerap berteriak, memaki, berbahasa kasar, dan mengancam karena hal inilah yang selalu ia lihat dalam tayangan televisi.

Oleh karenanya, setiap orang tua perlu berhati-hati dalam membatasi jenis tayangan dan waktu menonton televisi bagi anak. Berikut tips yang bisa Ladies lakukan untuk mengurangi kebiasaan anak menonton televisi:

Matikan televisi saat tidak ditonton.
Jika televisi diletakkan di ruang keluarga, sering kali televisi tetap menyala meskipun tidak ditonton. Segera matikan televisi yang sedang tidak ditonton, apalagi jika memang bukan jadwalnya menonton. Hal ini karena televisi yang menyala sangat mudah menarik perhatian anak.

Jauhkan televisi dan komputer dari ruang tidur anak.
Sebaiknya komputer atau televisi tidak disimpan di kamar anak. Televisi dan komputer sebaiknya diletakkan di ruang yang dapat diawasi orang tua, misalnya ruang keluarga. Dengan berada di ruang publik, perilaku anak dapat diawasi.

Jangan makan di depan televisi.
Jika keluarga makan malam di rumah, sebaiknya tidak makan malam di depan televisi. Memperbolehkan anak makan di depan televisi, sama saja menambah jatah mereka menonton televisi. Selain itu, tidak makan sambil menonton televisi juga dapat mencegah kebiasaan mengudap tanpa sadar. Risiko obesitas anak tentu dapat dikurangi.

Jangan jadikan sebagai hadiah.
Hindari sebisa mungkin menjadikan waktu menonton atau bermain video games sebagai hadiah setelah ia menyelesaikan tugas atau PR-nya. Carikan hadiah lain yang lebih mendidik dan dapat menghiburnya.

Diskusikan dengan pengasuhnya.
Jika anak lebih sering diasuh oleh pengasuh, bukan oleh orang tua sendiri, maka sebaiknya diskusikan aturan menonton televisi ini kepada pengasuh anak. Begitu pula terhadap orang dewasa di keluarga seperti kakek dan nenek atau anggota keluarga lain.

Carikan kegiatan lain.
Temukan kegiatan yang bisa membantu anak menghabiskan waktunya. Kegiatan fisik akan sangat membantu tumbuh kembangnya, tetapi jangan berlebihan. Masih banyak kegiatan positif lain, misalnya membaca buku dongeng dan memainkan permainan yang bisa dilakukan di rumah seperti ular tangga.

Jadilah teladan bagi anak.
Orang tua adalah teladan bagi anak sehingga perilaku orang tua sangat membantu anak untuk bersikap. Karena itulah orang tua harus memberi contoh mengenai kapan waktu menonton dan kapan waktu belajar, bekerja, dan lain-lain.

Adakan hari tanpa televisi.
Sesekali, adakan sehari tanpa televisi atau seminggu tanpa televisi. Selama sehari atau seminggu itu, hindari menyalakan televisi. Silakan cari akal, apakah mau mencabut kabelnya dari kontak listrik, membungkusnya dengan plastik, menyembunyikannya dalam lemari, atau menaruhnya di kardus dan disimpan. (NP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *