Membuat Aturan dalam Keluarga: Kunci Penerapannya

Agar anak dapat mengembangkan kemampuan mengekspresikan emosi dan kemauan secara sehat serta menghindari ledakan emosi atau tantrum, dapat dimulai dengan menerapkan aturan di rumah. Aturan tersebut harus dapat membantu anak mengembangkan kemampuan tersebut tanpa membuat anak merasa terkekang. Anak-anak mungkin belum dapat memahami manfaat dari peraturan tersebut, tetapi libatkanlah anak dalam penentuan peraturan dalam keluarga, supaya mereka merasakan bahwa hal yang telah ditentukan tersebut bukan sesuatu yang dipaksakan pada mereka, tetapi merupakan hasil kesepakatan bersama orang tua.

Apa pun aturan yang telah Anda tetapkan dalam keluarga Anda, hal terpenting adalah penerapannya. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan ketika menerapkan peraturan di rumah.

Ketegasan yang lembut. Dalam kehidupan sehari-hari, adakalanya orang tua diharuskan bersikap tegas dalam menghadapi anak. Tetapi, hendaknya orang tua bersikap hati-hati dalam bersikap tegas: terlalu banyak dapat berujung pada kemarahan, dan terlalu sedikit dapat dianggap tidak serius oleh anak. Ketegasan yang berujung pada kemarahan dapat berbahaya bagi anak, karena dapat menimbulkan luka tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental. Oleh karena itu, nilai ketegasan yang mendasari tindakan orang tua harus juga diiringi dengan nilai kelembutan, empati, dan kasih sayang.

Konsisten. Kadang orang tua yang menetapkan aturan dengan tegas menjadi tidak tega ketika melihat reaksi anak mereka yang merajuk dan memelas. Akhirnya, orang tua menarik kembali sikap tegas mereka dan membiarkan anak melanjutkan perilaku buruk mereka. Apabila hal ini terjadi, tidaklah mengherankan apabila anak tidak menghargai peraturan yang telah Anda buat, karena Anda sendiri berlaku seakan hal tersebut bukanlah sesuatu yang serius. Ketika memutuskan untuk membuat peraturan dalam keluarga, penuhilah aturan tersebut hingga dalam tiap tahapan prosesnya. Bila belum siap, lebih baik urungkan dahulu niat Anda tersebut.

Komunikasi. Ketika anak emosi atau tantrum, jangan lantas ‘menagih’ anak untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang telah disepakati sebelumnya. Alih-alih, lakukan pendekatan secara halus: beri anak waktu untuk menenangkan dirinya selama tidak lebih dari 5 menit, lalu dekatilah dan ajak dia berkomunikasi. Tanyakan alasan mengapa anak menjadi emosi, berikan pengertian padanya, lalu ingatkanlah dia tentang aturan yang telah dibuat bersama. Jika anak menangis hebat, ajaklah anak untuk menarik napas panjang bersama-sama. Bimbing anak untuk menarik dan mengeluarkan napas panjang beberapa kali hingga tangisannya berkurang.

Dapatkan ide lainnya untuk manajemen perilaku anak dalam rangkaian parenting yang diterbitkan oleh Esensi. Ide-ide dalam artikel ini diadaptasi dari buku Time Out dalam Parenting (dr. Zulaehah Hidayati, 2015).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *