5 Jenis Makanan untuk Mencegah Alzheimer’s

Penyakit Alzheimer’s umumnya muncul seperti gejala pikun semata, namun sebenarnya dampaknya jauh lebih serius. Pada kenyataannya, Alzheimer’s memiliki efek yang lebih menghancurkan terhadap jaringan otak penderitanya, mengacaukan kemampuan berbicara, pemahaman fakta, pola pikir, dan koordinasi fisik, serta menyebabkan kegelisahan akut sekaligus perubahan perasaan, sikap, dan sifat yang sangat dramatis.

Dengan risiko satu banding tiga bagi orang-orang di atas 80 tahun, bukan berarti orang-orang dengan usia yang lebih muda bisa santai saja dengan ancaman Alzheimer’s. Pengaturan pola makan yang tepat dapat memperlambat bahkan mencegah terjadinya penyakit ini hingga 40%. Berikut ini jenis-jenis makanan yang dapat membantu anda dalam menghadapi penyakit Alzheimer’s.

Asam Omega 3

Makanan dengan kandungan asam Omega 3 yang tinggi sangat dianjurkan dalam pola makan untuk mencegah Alzheimer’s. Ini karena jenis asam Omega 3, terutama DHA, dibutuhkan dalam perkembangan jaringan otak. Selain itu, asam Omega 3 juga berkontribusi untuk mencegah pembengkakan jaringan otak yang dapat menyebabkan penumpukan protein pada otak.

Asam Omega 3 dapat didapat dari berbagai sumber, yaitu ikan-ikanan berlemak seperti salmon, haring (herring), dan tuna serta produk kacang-kacangan seperti walnut, flaxseed, dan minyak zaitun. Konsumsi rutin makanan-makanan tersebut dapat memperlambat penurunan kemampuan kognitif hingga 10%.

Makanan dengan kandungan Vitamun C dan E yang tinggi

Hasil dari berbagai reaksi kimia dalam otak kita yang sibuk adalah radikal bebas, molekul tidak stabil yang merusak sel serta memungkinkan percepatan penurunan mental. Untuk melawan radikal bebas, makanan-makanan yang mengandung antioksidan menetralisir sel-sel perusak tersebut. Dengan kata lain, membersihkan jaringan otak dari “polusi”.

Sebuah penelitian mengenai kebiasaan pola makan beberapa kelompok memperlihatkan bahwa dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin C yang tinggi, seperti cabai merah, brokoli, dan stroberi, dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer’s. Hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Rush Institute for Healthy Aging di Rush-Presbyterian-St. Luke’s Medical Center Chicago mengemukakan bahwa orang mengonsumsi vitamin E yang bersumber dari makanan secara maksimal (rata-rata 11,4 IU) memiliki risiko 67% lebih rendah dari orang yang hanya mengonsumsi vitamin E dari makanan secara minimal (rata-rata 6,2 IU).

Makanan dan Minuman dengan kandungan Flavonoid yang tinggi

Tumbuh-tumbuhan memiliki senyawa pertahanan diri terhadap radiasi matahari yang disebut dengan polifenol. Flavonoid adalah jenis senyawa polifenol terkuat dan juga merupakan salah satu jenis antioksidan.

Buah-buahan yang kaya akan flavonoid di antaranya adalah apel, blueberry, cranberry, dan grapefruit (jeruk Bali). Sementara itu, sayur-sayuran yang memiliki kandungan flavonoid yang tinggi adalah bawang putih, bawang Bombay, kubis, kacang polong, kacang lima, bayam, Brussels sprouts, dan asparagus. Sebuah penelitian juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi jus campuran antara buah dan sayur, seperti apel, tomat, dan jeruk, tiga kali seminggu memiliki risiko lebih kecil menderita Alzheimer’s. Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa konsumsi jus delima (pomegranate) secara rutin mengurangi hingga setengan risiko penyakit Alzheimer’s pada tikus. Semakin banyak orang mengonsumsi berbagai makanan dengan kandungan flavonoid tinggi, semakin rendah pula risiko menderita demensia.

Bubuk Kari

Orang-orang dari India dan negara-negara lain, yang banyak menggunakan kari dalam masakan daerahnya, memiliki jumlah penderita Alzheimer yang lebih sedikit dibanding negara-negara Barat. Bumbu kari yang memakai banyak kunyit memiliki kemungkinan besar mencegah penyakit ini. Kunyit yang mengandung curcumin telah terbukti memperbaiki kemampuan daya kerja otak.

Berbagai otopsi yang dilakukan terhadap penderita Alzheimer’s menemukan gumpalan tebal protein pada otak yang disebut amyloid. Melalui berbagai percobaan, curcumin adalah senyawa antioksidan ampuh yang juga dapat melawan pembengkakan dan penumpukan amyloid pada otak.

Asam Folat

Para dokter telah mengetahui secara bertahun-tahun bahwa kekurangan vitamin B tertentu, terutama folat, dapat menimbulkan kesulitan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kognitif. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa folat, bersama dengan vitamin B6 dan B12, menjaga tingkat homocysteine agar tetap seimbang. Jika tingkat homocysteine terlalu tinggi, akan meningkatkan risiko sesorang mengidap Alzheimer’s sekaligus penyakit jantung. Kandungan folat yang tinggi, yang mampu memperlampat penurunan kemampuan kognitif, dapat ditemukan di sayur-sayuran berdaun hijau tua dan kacang-kacangan kering.

Sumber: readerdigest.com oleh Pamela Johnson

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *